TUGAS
TENTANG
JENIS
JEMBATAN
![](file:///C:\Users\PC-01\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
Disusun Oleh :
ROSMITA
NIM. TSP 131005
|
|
|
|
|
|
|
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CORDOVA
INDONESIA
SUMBAWA
BARAT
2016
JENIS-JENIS
JEMBATAN
1). JEMBATAN SLAB
Slab beton
bertulang merupakan supersturktur jembatan yang paling ekonomis untuk bentang
sekitar 40 ft / 12.2 m. Slab mempunyai detail yang sederhana, formwork standar,
rapi, sederhana, dan tampilan menarik. Umumnya bentang berkisar antara 16 -44
ft (4.9 – 13.4 m) dengan perbandingan ketebalan dan bentang struktur 0.06 untuk
bentang sederhana dan 0.045 untuk bentang menerus.
Balok T seperti yang terlihat pada Gambar 9.16.b, ekonomis
untuk bentang 40 – 60 ft (12.2 – 18.3 m) tetapi untuk jembatan miring
memerlukan formwork yang rumit. Perbandingan tebal dan bentang struktur adalah
0.07 untuk bentang sederhana dan 0.065 untuk bentang menerus. Jarak antar
gelagar pada jembatan balok-T tergantung pada lebar jembatan secara
keseluruhan, ketebalan slab, dan biaya formwork sekitar 1.5 kali ketebalan
struktur. Jarak yang umum digunakan antara 6 – 10 ft ( 1.8 – 3.1 m).
3. JEMBATAN BOX GIRDER
Jembatan
box girder adalah sebuah jembatan dimana struktur atas jembatan terdiri dari
balok-balok penopang utama yang berbentuk kotak berongga. Box girder biasanya
terdiri dari elemen beton pratekan, baja structural, atay komposit baja dan
beton bertulang. Bentuk penampang dari box girder umumnya adalah persegi atau
trapezium dan dapat direncanakan terdiri atas 1 sel atau banyak sel.
Salah satu keuntungan dari jembatan box girder yaitu
ketahanan torsi yang lebih baik, yang sangat bermanfaat untuk aplikasi jembatan
yang melengkung. Tinggi elemen box girder dapat dibuat constant maupun
bervariasi, makin ke tengah makin kecil.
Jembatan box girder beton umumnya dipadukan dengan system
prategang. Konsep prategang adalah memberikan gaya tarik awal pada tendon
sebagai tulangan tariknya serta memberikan momen perlawanan dari eksentrisitas
yang ada sehingga selalu tercipta tegangan total negative baik serat atas
maupun bawah yang besarnya selalu dibawah kapasitas tekan beton. Struktur akan
selalu bersifat elastic karena beton tidak pernah mencapai tegangan tarik dan
tendon tak pernah mencapai titik plastisnya.
Metode pelaksanaan jembatan box girder juga kompleks dan
bervariatif tergantung dari keadaan tanahnya, jenis tendon pratekannya apakah
internal prestressing atau external prestressing, tergantung juga lekatan kabel
dengan beton apakah bonded ataukah unbounded, pengaturan bentangan jembatan
apakah menerus atau bentang sederhana, tinggi elemen box girder apakah
bervariasi atau constant serta proses pelaksanaan di lapangan apakah cor
ditempat atau pracetak.
Metode pelaksanaan yang umum digunakan adalah metode
konvensional dengan perancah, balance cantilever, atau kombinasinya, dan
incremental launching.
konvensional menggunakan falsework
incremental erection
cantilever
·
Abutmen/
Kepala Jembatan
Bangunan
bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung jembatan yang berfungsi memikul
reaksi beban pada ujung jembatan dan dapat juga berfungsi sebagai dinding
penahan tanah.
·
Pilar
Perencanaan
pilon merupakan hal yang sangat penting dan mendasar yang akan mempengaruhi
estetika, keekonomisan serta perilaku struktur dari jembatan. Pilon akan
menerima gaya dari gelagar. Secara prinsip pemakaian beton pada pilon mempunyai
dasar yang kuat mengingat akan mengalami gaya tekan yang besar.
Pilar untuk jembatan box girder beton akan menerima gaya
yang besar akibat bentang jembatan yang besar serta berat box girder itu
sendiri. Penampang pilar dapat dibuat massif ataupun berongga.
4. JEMBATAN LENGKUNG
Jembatan pelengkung adalah struktur setengah lingkaran dengan abutmen di
kedua sisinya. Desain pelengkung (setengah lingkaran) secara alami akan
mengalihkan beban yang diterima lantai kendaraan jembatan menuju ke abutmen
yang menjaga kedua sisi jembatan agar tidak bergerak kesamping.Ketika menahan
beban akibat berat sendiri dan beban lalu lintas, setiap bagian pelengkung
menerima gaya tekan, karena alasan itulah jembatan pelengkung harus terdiri
dari material yang tahan terhadap gaya tekan.
Walaupun pelengkung tidak mengalami gaya tarik yang membuat pelengkung
lebih efisien dari jembatan balok, namun kekuatan struktur jembatan pelengkung
juga masih dibatasi. Misal, untuk jembatan yang struktur utamanya diatas lantai
kendaraan, semakin besar sudut kelengkungannya (semakin tinggi lengkungannya)
maka pengaruh gaya tekan akan semakin kecil, namun itu berarti bentangnya
menjadi lebih kecil, jika diinginkan membuat jembatan pelengkung dengan bentang
panjang, maka sudut pelengkung harus diperkecil sehingga gaya tekanpun menjadi
lebih besar dan diperlukan abutmen yang lebih besar untuk menahan gaya
horizontal tersebut. Jadi sama seperti jembatan balok bentang dari jembatan
pelengkung juga dibatasi hingga 50 sampai 150 m.Bentuk melengkung dari struktur
memungkinkan berat sendiri struktur disalurkan ke pondasi sebagai gaya normal
tekan tanpa lenturan. Hal ini sangat penting untuk material pasangan batu dan
beton yang memiliki kuat tekan relatif sangat tinggi dibandingkan kuat
tariknya., bahan tersebut juga memiliki kekakuan yang sangat besar sehingga
faktor tekukan akibat gaya aksial tekan tidak menjadi masalah utama.Karena
bentuk struktur utamanya yang melengkung maka diperlukan lantai kerja untuk
lalu lintas yang bisa diletakkan diatas, dibawah, atau diantara struktur
utamanya.
Untuk struktur pelengkung yang dikakukan oleh lantai kerjanya (Deck
Stiffened-arch) atau jembatan pelengkung yang struktur utamanya diatas lantai
kerja, seperti pada jembatan Sydney Harbour, Australia, lantai kerja tersebut
harus lebih tebal dari pelengkungnya karena lantai kerja harus dapat mengatasi
dari kemungkinan melentur/menekuk dan pelengkung tetap menerima gaya tekan.
Pada beberapa jembatan, lantai kerja bisa lebih tipis dari balok sedehana biasa
karena berat sendirinya sudah ditopang oleh pelengkung dan pelengkung bisa juga
lebih tipis dari pelengkung biasa karena sudah dikakukan oleh balok diatasnya.
Karena alasan inilah jembatan pelengkung bisa membentang lebih panjang dari
jembatan balok.Efesiensi pemakaian struktur pelengkung akan lebih tinggi lagi
jika lokasinya tepat seperti lembah ataupun sungai yang dalam dimana pondasi
melengkung terletak pada tanah keras.
Masuk akal apabila jembatan pelengkung adalah salah satu jembatan paling
sederhana karena jika kita membangun jembatan pelengkung di atas tanah keras kita
hanya memerlukan pelengkung tanpa memerlukan bagian yang lain. Tanah keras
tersebut bisa berperan sebagai abutmen dan kita bisa menempatkan tanah atau
batu disampingnya dengan sudut yang tepat. Pada tanah yang kurang keras kita
perlu menyediakan abutmen yang lebih besar untuk menahan gaya horizontal.Kegunaan
dari abutmen ini adalah untuk membuat tegangan yang terjadi akibat dorongan
pelengkung menurun sampai pada titik yang bisa dipikul oleh tanah karena tanah
mampu menerima tekan dan tanah tidak akan bergerak lagi (selama tegangan tanah
lebih besar dari tegangan yang terjadi), biasanya juga ada gaya geser yang
bekerja di daerah dekat abutmen.
Jembatan
pelengkung pada awalnya terbuat dari batu, bata, besi cor, besi tempa dan baja.
Saat ini jembatan pelengkung seperti beton pratekan dan baja membuat jembatan
pelengkung bisa dibuat lebih panjang dan lebih elegan
Kelebihan Jembatan Pelengkung
·
Keseluruhan bagian pelengkung menerima
tekan, dan gaya tekan ini ditransfer ke abutmen dan ditahan oleh tegangan tanah
dibawah pelengkung. Tanpa gaya tarik yang diterima oleh pelengkung memungkinkan
jembatan pelengkung bisa dibuat lebih panjang dari jembatan balok dan bisa
menggunakan material yang tidak mampu menerima tarik dengan baik seperti beton.
·
Bentuk jembatan pelengkung adalah
inovasi dari peradaban manusia yang memiliki nilai estetika tinggi namun
memiliki struktur yang sangat kuat yang terbukti jembatan pelengkung Romawi
kuno masih berdiri sampai sekarang.
Kekurangan Jembatan Pelengkung
·
Konstruksi jembatan pelengkung
lebih sulit daripada jembatan balok karena pembangunan jembatan ini memerlukan
metode pelaksanaan yang cukup rumit karena struktur belum dikatakan selesai
sebelum kedua bentang bertemu di tengah-tengah. Salah satu tekniknya dengan
membuat "scaffolding" dibawah bentang untuk menopang struktur sampai
bertemu dipuncak.
·
Konstruksi
Jembatan Pelengkung konvensional dengan Scaffolding
Metode yang terbaru adalah dengan menopang batang dengan kabel yang
diangkerkan di tanah di tiap sisi jembatan. Dalam situasi dimana terdapat muka
air atau jalan raya dibawah struktur yang dibangun, metode ini membuat
kontraktor bisa membangun tanpa menggangu lalu lintas.
·
Konstruksi
Jembatan Pelengkung Modern dengan Metode Balanced Cantilever
Salah satu jembatan pelengkung yang paling revolusioner adalah Natchez
Trace Bridge di Franklin, Tennessee yang resmi dibuka pada tahun 1994. Ini
adalah jembatan Amerika pertama yang dibangun dari segmen-segmen beton
pra-tekan, material yang paling ekonomis. Biasanya jembatan pelengkung terdapat
tiang vertikal antara pelengkung dan lantai kendaraan (disebut spandrel), namun
pada jembatan ini didisain tanpa spandrel untuk menciptakan ruang yang lebih
terbuka dan penampilan yang lebih estetik. Hasilnya seluruh beban hidup ditahan
oleh puncak pelengkung yang menyatu dengan lantai kendaraan.
No comments:
Post a Comment